Sabtu, 03 Januari 2009

Inovasi


Dalam dunia bisnis, kata inovasi sudah tidak asing lagi didengar dan bisnispun menuntut adanya inovasi yang terus berkelanjutan. Mengapa terdengar penting? Karena pada dasarnya segala sesuatu akan mutlak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Semakin berkembangnya teknologi, informasi dan bidang manapun mutlak menuntut kita untuk berubah seiring perubahan yang terjadi. Apalagi dalam dunia bisnis yang selalu muncul dengan pesaing-pesaing baru yang membawa perubahan pada nafas bisnisnya sehingga kompetisi bisnis ramai digeluti oleh faktor inovasi, sebagai senjata ampuh dalam memenangkan persaingan. Pertanyaannya, sudah siapkah bisnis kita menghadapi perubahan yang kadang datang dengan cepat layaknya petir menyambar di setiap detiknya? Jawaban dari pertanyaan tersebut pada akhirnya menggiring kita pada dua pilihan yang akan menentukan arah bisnis, yakni inovasi atau mati ! Melakukan inovasi sebagai respon terhadap perubahan agar bisnis tetap eksis atau memilih diam tak berinovasi yang mengakibatkan bisnis kita terkubur dalam dunia bisnis.

Inovasi itu sendiri berarti pengenalan cara baru dalam mengubah input menjadi output sehingga menghasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara nilai guna yang dipersepsikan oleh konsumen atas manfaat produk (barang/jasa) dan harga yang ditetapkan produsen untuk dikenakan pada konsumen/pengguna. Suatu inovasi pada hakikatnya untuk menciptakan nilai guna yang lebih tinggi atas produk yang dihasilkan bagi konsumen atau target pasar sasaran. Akan tetapi, perlu diingat bahwa suatu inovasi tidak hanya berkutat pada subyek produk semata. Beragam cara inovasi bisa kita lakukan agar bisnis kita lebih unggul dari pesaing. Misalnya inovasi dalam manajemen dengan menciptakan efisiensi disetiap bidang sehingga menghasilkan output produk/ jasa yang kompetitif dipasar. Inovasi juga dapat dilakukan dengan memperbaiki jalur distribusi produk/ jasa sehingga lebih praktis dan efektif ditangan konsumen.

Lalu, bagaimana caranya untuk mendatangkan ide yang inovatif? Kadang, sebuah ide brilian yang inovatif tak perlu sebuah ide besar dan sulit dicapai. Jika kita bisa mengarahkan pemikiran kita berbeda dari kebanyakan orang atau istilahnya Thinking out of the box, dengan sedikit kreatifitas maka praktis ide inovatif akan didapatkan. Sebagai contoh pada usaha barbershop dimana semua pemilik bisnis hanya melakukan ritual pemotongan rambut yang umum dan biasa saja, seperti hanya melakukan pelayanan gunting rambut pada konsumen tanpa melakukan pelayanan lebih yang menggugah pengalaman dan kenyamanan konsumennya. Pernahkah terpikir untuk melakukan inovasi, seperti memberikan pelayanan ekstra pada konsumen dengan memberikan segelas air minum selama konsumen menunggu proses potong rambut hingga selesai, memberikan majalah atau leaflet mengenai produk kita yang lain dan memberikan layanan ekstra dengan pijat kepala gratis. Hal kecil yang mungkin tak terpikir oleh kita atau bahkan dianggap remeh, namun bisa berdampak secara fantastis karena konsumen mendapatkan pengalaman merasa sangat diperhatikan kebutuhannya sehingga loyalitas konsumen akan didapat. Dengan Inovasi maka bisnis kita akan unik dan berbeda dengan lainnya tetapi jika usaha inovasi yang kita lakukan tersebut ternyata sudah banyak ditiru pesaing maka teruslah mencoba sesuatu yang baru yang belum terpikirkan pesaing.

Suatu Inovasi akan berhasil dengan baik manakala proses inovasi tersebut tidak hanya didasarkan pada kacamata produsen semata melainkan juga harus melibatkan pandangan dari kaca mata konsumen sebagai pengguna. Tindakan mencoba, mencoba dan terus mencoba pada akhirnya akan mendapatkan ide inovasi yang orisinil pada bisnis kita, keunikan ide itulah yang membuat bisnis kita tetap eksis dan bersahabat pada perubahan. Nah, sekarang siapkah bisnis anda untuk melakukan inovasi?

Selasa, 16 Desember 2008

Menjalankan Usaha Dengan Metode SMART


Banyak orang berkata menjadi seorang entrepreneur harus SMART, namun jika kita perhatikan banyak orang yang memiliki banyak gelar tidak berhasil menjalankan bisnisnya. Jadi SMART seperti apa yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur?

Sebenarnya pengertian SMART dalam hal ini adalah perpaduan lima kata yang sering didengungkan oleh para business coach di Inggris dan Amerika. Untuk lebih jelas mari kita bahas satu persatu :

S : Specific

Dalam memulai usaha ada baiknya produk yang dihasilkan spesifik. Artinya produk tersebut memiliki tujuan yang jelas untuk dipasarkan pada pasar yang seperti apa. Sering sekali pelaku bisnis mencoba mengeluarkan sebuah produk baru yang sebenarnya tidak diinginkan oleh pasar sehingga yang terjadi adalah para pelaku tersebut kemudian merugi karena produk tersebut sebenarnya belum dibutuhkan. Bagi para entrepreneur yang mengeluarkan produk baru ada baiknya anda melakukan percobaan dengan memberi sampel kepada teman atau kolega anda, ketika anda akan meluncurkan sebuah produk baru. Langkah ini penting untuk memastikan selera pasar yang diinginkan.

Saya jadi teringat seorang pemilik restoran terkemuka di Jakarta, ketika melakukan langkah ini kepada para konsumennya. Setiap beliau akan meluncurkan produk baru, beliau memberikan sampel gratis kepada para pengunjung. Tujuannya ya tentu saja ingin melihat seberapa besar minat konsumen terhadap produk barunya. Dari respons mereka kemudian pemilik restoran ini membuat produk yang lebih spesifik lagi, artinya produk yang benar-benar diinginkan pelanggan seperti apa. Jika rata-rata pelanggan meminta rasa dari produknya lebih manis, maka sang pemilik restoran akan merubah rasanya menjadi lebih spesifik lagi, tentu saja menjadi lebih manis lagi.

Kesimpulannya jika anda ingin produk anda laris manis. Produk anda harus memenuhi spesifikasi kebutuhan konsumen.

M : Measurable

Measurable atau bahasa kitanya Terukur. Dalam memenuhi kebutuhan pasar anda, kita harus mengukur daya beli mereka terhadap produk yang kita hasilkan. Karena jika anda tidak mengukur daya beli mereka dan anda salah mengeluarkan diatas harga psikologis mereka maka yang terjadi adalah pasar tidak akan merespons anda. Pengalaman ini saya rasakan betul ketika saya mengcreate acara untuk klien saya. Beliau memasang tarif diatas harga psikologis pasar, padahal beliau sendirinya belum mempunyai nama besar di kalangan pasar pada saat itu. Alhasil peserta workshop kami hanya 10 orang saja.

Ini menjadi sebuah pelajaran berharga untuk kita bersama dalam hal mengukur respons pasar seperti apa ? Sepintar apapun kita dalam menebak kondisi pasar, kita tidak bisa tahu dengan persis daya beli pembeli kita untuk membeli produk meskipun mereka sebenarnya mampu. Karena mampu dalam membeli produk saja tidak cukup. Dibutuhkan sebuah pendekatan yang intens untuk mengetahui kemauan pembeli untuk membeli produk yang kita buat.

Jika anda sudah bisa mengukur daya beli dan kecenderungan mereka melakukan transaksi, maka anda dapat membuat harga yang tepat, yang sesuai dengan kondisi psikologis pasar.

A : Appealing

Appealing atau menarik. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi keputusan pembeli membeli produk kita karena adanya suatu ketertarikan baik itu tertarik akan produknya, tertarik karena brand yang ditawarkan ataupun karena personal brand sang pemilik bisnis. Dua hal yang membuat tertarik, namun memiliki tingkat perbedaan yang cukup besar. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu persatu.

Pembeli tertarik karena produk anda menarik.

Jika para pembeli anda sudah tertarik membeli karena produk anda menarik maka bersyukurlah. Karena produk yang anda tawarkan adalah sebuah produk yang sangat unik dan mempunyai nilai tambah yang cukup besar jika dibanding dengan kompetitor lainnya. Dan tugas anda jika sampai pada level ini adalah menjaga kualitas produk yang sudah ada, sambil menginovasi produk-produk baru yang akan keluarkan pada masa berikutnya.

Menginovasi produk adalah sebuah hal yang harus terus menerus dilakukan agar konsumen kita tidak beralih, karena sedikit saja mereka tahu ada produk yang lebih maka mereka akan memilih produk lain yang lebih baik atau mungkin lebih terkenal daripada brand produk anda.

Pembeli tertarik karena brand yang baik.

Butuh waktu yang lama untuk sampai pada tahap ini, karena pada kenyataannya brand yang baik dan terpercaya adalah brand yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada para pelanggan kita. Jika anda ingin sampai pada tahap ini maka pertahankan brand produk anda dari segi kualitas selama belasan tahun. Jaga brand tersebut agar mereka (konsumen anda) menjadi loyal kepada anda. Untuk membuat mereka semakin loyal kepada anda, tidak ada salahnya anda memberikan penghargaan kepada mereka, bentuknya bisa berupa voucher atau produk tertentu.

R : Realistic

Realistic atau realistis.Artinya sebagai seorang entrepreneur kita harus bisa mengukur segala kemungkinan yang akan terjadi dalam bisnis kita di masa yang akan datang. Kebanyakan dari para pebisnis salah memperhitungkan hal ini, sehingga belum sampai BEP trend pasar sudah berubah.

Mungkin anda masih ingat betapa jayanya pisang goreng Pontianak, hingga sebagian pemilik brand pisang goreng Pontianak mencoba memfranchisekan. Memang jika dilihat sebagai pemegang merek, sang pemilik merek akan mengalami keuntungan yang pesat. Tetapi apa hal itu terjadi juga kepada orang-orang yang membeli merek mereka.

Kenyataannya tidak, karena saya sudah melihat fakta yang terjadi rata-rata dari mereka hanya buka lima sampai enam bulan. Hal ini terjadi karena pasar sudah jenuh dengan produk sejenis, walhasil banyak orang-orang yang ikutan hanya menjadi alat pengeruk keuntungan para pemegang merek.

Inilah pentingnya bagi anda untuk mengukur seberapa realistis bisnis tersebut, karena jangan sampai anda sudah banyak melakukan investasi untuk berbisnis tetapi anda tidak mendapatkan keuntungan apapun dalam bisnis tersebut.

T : Time Phased

Time Phased (ada target waktu). Dalam bisnis kita juga harus memperhitungkan target waktu bisnis kita berjalan dengan sendirinya. Karena tujuan kita berbisnis adalah untuk mencapai sebuah zona dimana anda tidak perlu terjun tangan langsung menjalankan bisnis tersebut.

Bisnis baru bisa dikatakan berhasil ketika pemiliknya tidak campur tangan langsung terhadap bisnisnya. Artinya bisnis dapat bekerja secara sistematis dengan sebuh control yang kuat dari para staf kita. Jadi jika anda masih turun tangan langsung anda belum bisa dikatakan berhasil, meski uang yang anda dapatkan banyak.

Jadi dalam sebuah bisnis sebenarnya kita harus dapat menentukan sebuah target kapan kita akan bisa mencapai sebuah kondisi ideal dari bisnis kita. Jenjangnya, terserah anda karena anda yang mengenal seluk beluk bisnis anda sendiri.

Kamis, 11 Desember 2008

Bisnis Bukan Sosial



Sosial dan bisnis adalah dua sisi yang berbeda tapi menyatu dalam sebuah kehidupan.

Layaknya dua sisi mata uang.

Mungkin bagi para pebisnis pemula sering mendapati teman-teman atau saudara kita berhutang pada kita. Padahal ketika itu mungkin kondisi keuangan kita tidak terlalu baik. Alhasil aliran kas masuk usaha kita menjadi terganggu.

Sedikit memberi gambaran, pada saat pelatihan entrepreneur yang saya buat dengan teman-teman saya, saya kerap keli menemukan orang-orang yang usahanya tidak berjalan dengan baik. Alasannya cuma satu, mereka tidak enak jika harus menagih hutang pada kerabat mereka dalam berbisnis. Padahal jika ditilik lebih lanjut, kondisi ini dapat merugikan diri kita sendiri.

Kenapa saya bilang rugi ?

Jawabannya mudah karena yang pertama arus kas anda menjadi tidak beres. Jika arus kas anda tidak beres maka dana untuk memproduksi menjadi berkurang, dan jika dana produksi anda menjadi berkurang maka anda harus mengencangkan ikat pinggang untuk menutup dana tersebut atau bisa saja anda menggunakan pihak ke tiga untuk menutup dana operasional, alhasil apa yang terjadi selanjutnya? Tentu saja anda beban anda menjadi bertambah dan sekali lagi anda harus mengencangkan ikat pinggang lebih keras lagi.

Pembaca yang bijak, sebagai pebisnis kita boleh saja sesekali memberikan hutang kepada konsumen, tetapi yang menjadi masalahnya kita juga harus mengenal karakter orang yang kita beri kesempatan untuk berhutang.

Inilah yang dinamakan pentingnya membaca kredibilitas seseorang. Dalam dunia bisnis kita harus bisa melihat track record mereka dalam melakukan transaksi. Karena ketepatan mereka dalam bertransaksi bisa dijadikan indikator mereka dalam membayar anda.

Membangun Keyakinan



Yakin adalah sebuah modal.

Karena dengan keyakinan kita bisa mewujudkan apa yang kita inginkan.

Seorang muslim yang taat dalam menjalankan ibadahnya suatu kali pergi ke negeri China untuk memperluas bisnisnya dalam rangka mengekspansi pasar. Dalam minggu pertama di China, ia bersilahturrahmi ke rumah calon investornya. Calon tersebut memiliki perbedaan keyakinan dengan sang pebisnis muslim. Dengan keyakinan yang membara sang pebisnis muslim menawarkan konsep dan ide bisnis untuk dikembangkan di China. Meskipun keyakinan dari sang pebisnis muslim sudah mantap, tetapi dalam diri investor tidak yakin dengan tingkat keberhasilan yang akan dicapai.

Pada hari kelima sang pebisnis muslim bertemu kembali dengan calon investor tersebut. Tujuan pertemuan kelima adalah untuk menanyakan kesediaan calon investor tersebut untuk menanamkan modal pada bisnisnya, proses melobi yang dilakukan cukup lama hingga menjelang waktu Ashar, sang pebisnis muslim meminta izin untuk menjalankan shalat Ashar. Dan secara tidak sengaja calon investor tersebut melihat ia sholat dan setelah sang pebisnis muslin selesai, dan tanpa basa-basi calon investor tersebut setuju untuk memodali semua biaya pengembangan bisnis di China. Perubahan pandangan sang calon investor tersebut membuat bingung sang pebisnis muslim tersebut karena dalam proses melobi tersebut sang calon investor tidak menunjukan bahwa ia ingin memodali bisnisnya.

Karena bingung sang pebisnis muslim bertanya pada calon investor : “Saya merasa senang karena bapak mau bekerjasama dengan saya, tapi ada hal yang membuat saya bingung, kenapa pada pembicaraan kita diawal, bapak menjelaskan ketidakyakinan bapak pada saya akan bisnis ini tapi setelah saya selesai sholat, tiba-tiba bapak mau memodali semua kebutuhan saya. Apa yang membuat bapak jadi beubah pikiran ?”

Sang investorpun tersenyum sambil berkata saya kagum dengan keyakinan anda. Sesuatu yang tidak terlihat saja, dapat membuat anda yakin sepenuh hati dengan pemikiran tuhan anda akan membalas semua ibadah yang anda lakukan saat ini.. Dari hal ini saya merasakan getaran keyakinan yang sangat besar akan suksesnya bisnis anda.

Keyakinan yang kuat dapat menggetarkan apa saja yang menhalang didepan anda. Ketika anda yakin bahwa bisnis anda mempunyai kekuatan untuk menjadi besar maka anda akan mempunyai kekuatan dan spirit untuk mensukseskan bisnis anda dan jika anda tidak yakin dalam menjalankan bisnis anda jangan harap anda bisa sukses.

Sebagai seorang pengusaha ada tiga keyakinan yang harus kita perhatikan :

1. Keyakinan Diri Sendiri

Hal ini menjadi kewajiban bagi semua pengusaha yang ada di dunia ini. Karena jika diri kita sendiri sudah yakin akan bisnis yang anda jalankan, rekan bisnis pun akan yakin dengan kemampuan kita.

2. Keyakinan anda pada tim

Ketika kita berbisnis kita tidak bisa bekerja sendiri, artinya anda membutuhkan orang untuk menjadi tim dan dalam tim anda harus yakin akan kinerja mereka, hal ini harus anda tanam dalam benak anda karena “Kesuksesan sejati dibangun dengan kesolidan dan kekompakan tim, bukan karena kerja dari satu orang saja !”

3. Keyakinan anda kepada Allah SWT

Keyakinan ini sudah harus ada dalam hati anda jauh sebelum anda melangkah menjadi seorang pebisnis, hal ini harus dipahami karena anda hanya bisa berusaha dan keputusan anda sukses atau tidak semua di tangan Allah SWT. Oleh karena itu sempurnakan ikhtiar dengan menjalankan semua perintahnya dan terus memegang teguh pada keyakinan kita, Insya Allah akan membuka pintu rizki seluas-luasnya untuk kita, amin…

Just Do It



Tidak sekedar berteori kita harus memulai segala sesuatunya saat ini juga

Kalau mendengar kata ini anda pasti teringat moto dari salah satu perusahaan sepatu terkenal di dunia, sebegitu terkenalnya sehingga menjadi pegangan bagi banyak pengusaha baru tidak terkecuali teman saya pak Irwan, beliau adalah inspirator bagi banyak teman saya di sekolah bisnis untuk memulai bisnis. Cerita berawal pada hari jumat malam, di sekolah bisnis kami Green Leaf, pada hari itu pembicara kami adalah bapak Wahyu Saidi seorang pengusaha bakmi terkenal dengan jumlah cabang lebih dari seratus tempat. Bapak Wahyu Saidi sangat antusias menjelaskan pentingnya Just Do It dalam berbisnis, kata-kata beliau yang saya rekam “ Memulai bisnis itu harus dengan tiga M: Mulai dari diri sendiri, Mulai dari sekarang dan Mulai dari yang ada”. Cerita itu berefek banyak pada semua teman saya di GreenLeaf terutama bagi bapak Irwan. Minggu selanjutnya bapak Irwan memberanikan diri untuk membuat polo shirt dengan bertuliskan “GreenLeaf School of Moslem Entrepreneur”, tanpa tahu kualitas bahan dan harga asli dari bahan tersebut.

Setelah berhasil membuat polo shirt tanpa ragu lagi pak Irwan menawarkan hasil kaos pesanannya kepada kami, ada yang tertarik, ada yang tidak tertarik, saya pun termasuk orang yang tidak terlalu menyukai polo shirt dengan ukuran yang cukup besar. Alhasil meskipun Poloshirt yang dibawa pak Irwan tidak laku, keberanian dalam melakukan bisnis sudah ditunjukan oleh Pak Irwan, dan hal ini menarik minat salah satu mentor kami pak Irsyaf untuk membantu Pak Irwan dalam berbisnis pakaian, pengalaman pak Irwan-pun membuka mata saya tentang bisnis, hingga hati saya berucap “ Bisnis itu bukan ucapan semata tetapi serangkaian tindakan yang dilakukan dengan cepat, cermat dan tepat “.

Menjadi pengusaha yang sukses adalah impian bagi para entrepreneur muda, dari pengalaman yang saya ceritakan terlihat bahwa mimpi tidak akan terealisasi jika anda hanya menunggu saja, mimpi akan jadi nyata jika kita bertindak secepatnya untuk mewujudkannya.

Just Do It !, Lakukan Sekarang, karena dengan melakukan sesuatu sekarang juga, anda akan tahu banyak hal. Prinsip ini yang dipakai oleh saya untuk membantu teman-teman dalam membuat konsep bisnis dan Alhamdulillah saya sudah mendapatkan cukup pengetahuan dalam berbisnis.